Atalia Praratya, wanita yang satu ini bisa dibilang paket komplet yang sulit ditandingi. Politisi, dosen, aktivis sosial, sekaligus wanita tangguh. Atalia seperti versi manusia dari Swiss Army Knife, serba bisa dan selalu siap menghadapi tantangan hidup. Wanita yang dapat gelar Bunda Cinta ini luar biasa, bisa jadi inspirasi bagi wanita lainnya. Sambil menunggu mentari terbit, mari kita kulik istri Ridwan Kamil ini.
Atalia lahir di Bandung pada 20 November 1973. Ia tumbuh di lingkungan yang membentuk karakter kuat dan tangguh sejak dini. Scorpio shionya, jadi jangan heran kalau daya juangnya nggak main-main.
Kalau bicara pendidikan, Atalia ini bukan sekadar pintar, dia itu level jenius dengan sentuhan elegan. D3 Perpajakan di Universitas Padjadjaran jadi pijakan awalnya sebelum melanjutkan S1 Hubungan Internasional di Universitas Katolik Parahyangan. Karena haus ilmu, dia lanjut ke S2 Ilmu Komunikasi di Universitas Pasundan dan nggak berhenti sampai di situ. S3 Ilmu Komunikasi di Universitas Padjadjaran dia tuntaskan dengan yudisium Cumlaude. Cumlaude, ya. Bukan sekadar lulus, tapi dengan predikat yang bikin banyak orang cuma bisa menatap kagum dari kejauhan.
Karier Atalia? Jangan tanya. Kalau dia manusia biasa, mungkin sudah kelelahan sejak lama. Tapi Atalia ini kayak punya baterai tanpa batas. Dia terjun ke dunia politik sebagai anggota DPR RI periode 2024–2029 dari Partai Golkar, mewakili Dapil Jawa Barat I. Tapi politik bukan satu-satunya ladang tempat Atalia beraksi. Dia juga dosen tetap di Universitas Widyatama sejak 2020, berbagi ilmu dengan mahasiswa yang mungkin sering bertanya-tanya,
"Gimana bisa Ibu Atalia sesibuk ini, tapi tetap hadir dengan senyum dan energi penuh?"
Belum selesai. Atalia juga pendiri Jabar Bergerak, sebuah organisasi yang aktif membantu masyarakat dalam berbagai situasi, dari bencana alam hingga pemberdayaan perempuan. Kalau ada gerakan sosial yang tiba-tiba viral dan bermanfaat di Jawa Barat, besar kemungkinan Atalia ada di baliknya. Oh, dan jangan lupakan jabatannya sebagai Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat. Anak-anak pramuka di Jawa Barat pasti tahu betapa besarnya pengaruh Atalia dalam membentuk semangat dan karakter mereka.
Hidup Atalia itu nggak cuma sibuk, tapi juga penuh ujian yang berat. Kehilangan putra sulungnya, Emmeril Kahn Mumtadz, pada 2022 adalah titik terendah yang bisa membuat siapa saja terpuruk. Tapi Atalia? Dia menangis, tentu saja, tapi tidak menyerah. Dia bangkit, tersenyum, dan melanjutkan hidup dengan kekuatan yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang luar biasa. Dia adalah ibu dari Camillia Laetitia Azzahra dan Arkana Aidan Misbach, anak angkat yang menjadi pelengkap kebahagiaan di tengah luka yang belum sepenuhnya sembuh. Yang bikin Atalia makin luar biasa adalah kemampuannya untuk tetap berdiri tegak di tengah badai. Bukan karena dia nggak pernah jatuh, tapi karena setiap kali jatuh, dia selalu bisa bangkit lebih kuat. Atalia adalah bukti hidup bahwa ketangguhan itu bukan tentang seberapa sering kita terhindar dari kesulitan, tapi seberapa mampu kita bertahan dan tersenyum meski dunia terasa tidak adil. Kalau Atalia bisa menjalani hidup seberat itu dengan kepala tegak dan hati lapang, apa alasan kita untuk menyerah hanya karena masalah kecil?
Atalia Praratya bukan hanya seorang politisi, dosen, atau aktivis sosial. Dia adalah simbol kekuatan, ketangguhan, dan cinta yang tak tergoyahkan. Hidup mungkin telah memberinya banyak alasan untuk menyerah, tapi dia memilih untuk terus berjuang. Dan dari situ, kita belajar satu hal penting, kalau Atalia bisa berdiri kokoh di tengah badai, kita juga bisa. (Rosadi Jamani)
2.30K
132