LIDAHRAKYAT - Pemimpin Italia dan Jerman dengan tegas menolak syarat gencatan senjata yang diajukan oleh Vladimir Putin untuk menghentikan perang di Ukraina. Penolakan ini disampaikan dalam sebuah pertemuan dua hari di Swiss, di mana puluhan negara berkumpul untuk membahas cara mengakhiri konflik tersebut.
Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, menyebut rencana presiden Rusia tersebut sebagai "propaganda" yang secara efektif menyarankan agar Ukraina "harus mundur dari Ukraina". Sementara itu, Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menyebutnya sebagai "perdamaian diktatorial".
Sebuah deklarasi draf yang dikeluarkan pada pertemuan tersebut menegaskan kembali integritas teritorial Ukraina dan secara tegas menolak segala ancaman nuklir terhadap negara tersebut.
Pada hari Jumat, Putin mengklaim bahwa dia akan setuju untuk gencatan senjata jika Ukraina menarik pasukannya dari empat wilayah yang sebagian diduduki dan diklaim telah dianeksasi oleh Rusia. Andriy Yermak, kepala staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan kepada BBC di pertemuan di Swiss bahwa tidak akan ada kompromi terkait kemerdekaan, kedaulatan, atau integritas teritorial.
Putin mengungkapkan syaratnya menjelang KTT Perdamaian Ukraina yang bertujuan membahas prinsip-prinsip dasar untuk mengakhiri perang. Lebih dari 90 negara dan lembaga global menghadiri acara tersebut, yang merupakan pertemuan terbesar untuk Ukraina sejak invasi skala penuh dimulai. Namun, Rusia tidak diundang dan China - sekutu utama Rusia - tidak hadir, sehingga ekspektasi untuk kemajuan signifikan pada tahap ini rendah.