Minggu, 19 Januari 2025
lidahrakyat.com
id
en
LidahRakyat
LidahRakyat

Politik Telah Usai: Saatnya Bergandengan Tangan Demi Membangun Daerah Kita

Menyatukan Perbedaan dalam Kebersamaan

Oleh: Koka Masan*
Kamis, 2 Januari 2025 338
LidahRakyat
Dok. Pribadi
Koko Masan, Berfoto di Gereja Katolik Ainan, di Kecamatan Insana, Kabupaten TTU, Nusa Tenggara Timur

Pesta demokrasi 2024 telah berlalu, meninggalkan jejak euforia, debat sengit, dan bahkan friksi di antara masyarakat. Namun, setelah pemilu usai, apa yang tersisa? Kemenangan satu pihak dan kekalahan pihak lain hanyalah bagian dari siklus demokrasi. Saat ini, yang lebih penting adalah menyatukan energi yang sempat terpecah untuk tujuan yang lebih besar: membangun daerah kita.

Sebagai Ketua Literasi SMSI Kabupaten TTU

Saya ingin mengingatkan bahwa demokrasi sejati bukan sekadar memilih pemimpin, tetapi juga kemampuan kita untuk kembali bersatu pasca perbedaan. Di tengah semarak bendera dan slogan kampanye yang menghiasi jalanan, kita sering lupa bahwa politik hanyalah alat, bukan tujuan. Tujuan utamanya adalah menciptakan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan.

Namun, realita menunjukkan tantangan besar. Usai pemilu, kita kerap terjebak dalam residu politik—polarisasi, kebencian, bahkan sikap saling menolak. Padahal, pembangunan tidak mengenal warna politik. Jalan raya yang baik, sistem pendidikan yang unggul, dan pelayanan kesehatan yang memadai adalah kebutuhan semua warga, terlepas dari siapa yang mereka dukung. Jika kita terus membiarkan ego politik memimpin langkah kita, maka kemajuan daerah hanya akan menjadi mimpi semu.

Menyatukan Perbedaan dalam Kebersamaan


Penting untuk menyadari bahwa perbedaan pandangan adalah kekayaan demokrasi. Jika semua orang sepakat tanpa kritik, maka stagnasi akan menjadi keniscayaan. Namun, kritik yang sehat harus melahirkan solusi, bukan sekadar cacian. Oleh karena itu, kita perlu memulai dialog produktif antar kelompok. Tidak ada gunanya memelihara dendam politik; yang kita perlukan adalah visi bersama untuk membangun Kab. TTU.

Di sinilah peran literasi menjadi penting. Masyarakat harus diarahkan untuk memahami bahwa proses politik adalah langkah menuju pembangunan, bukan arena untuk memupuk permusuhan. Literasi politik harus ditingkatkan agar masyarakat dapat berperan aktif dalam pengawasan dan partisipasi tanpa terjebak dalam fanatisme.

Bersama dalam Aksi Nyata


Mari tinggalkan atribut kampanye dan mulai bekerja bersama. Pemerintah, organisasi masyarakat, akademisi, dan pemuda harus duduk bersama, merancang agenda strategis demi kemajuan daerah. Peningkatan ekonomi lokal, pengembangan sektor pendidikan, dan penguatan infrastruktur harus menjadi prioritas utama.

Sebagai pemimpin literasi di Kab. TTU, saya menyerukan kepada semua pihak untuk menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan. Demokrasi tidak berakhir di bilik suara; demokrasi berlanjut di ruang-ruang kerja, di sawah, di pasar, dan di ruang kelas.

Harapan untuk TTU

Kabupaten Timor Tengah Utara memiliki potensi besar, baik dari segi sumber daya alam maupun manusianya. Namun, potensi ini hanya akan terwujud jika kita mampu bekerja sama tanpa memandang latar belakang politik. Mari jadikan momen ini sebagai titik balik.

Politik telah usai. Kini saatnya kita bergandengan tangan, menghapus sekat perbedaan, dan melangkah bersama untuk membangun Kab. TTU yang lebih baik. Masa depan daerah ini ada di tangan kita semua. Mari, kita songsong bersama dengan penuh semangat dan harapan.


*Penulis Adalah Pegiat Sosial Media, Alumnus Fakultas Filsafat Seminari Tinggi Santo Mikhael Penfui-Kupang

Komentar
Silakan lakukan login terlebih dahulu untuk bisa mengisi komentar.
LidahRakyat