Minggu, 19 Januari 2025
lidahrakyat.com
id
en
LidahRakyat
LidahRakyat

Ditahan Laos, Marselino Dikartu Merah

Analisis Timnas Garuda Muda

Kamis, 12 Desember 2024 608
LidahRakyat
Ilustrasi
  • Stadion Manahan Solo, tempat harapan besar dan... ya, kekecewaan besar juga. Semua orang yakin Garuda Muda akan menang mudah melawan Laos. Ya iyalah, Laos itu peringkat FIFA-nya 189, kawan! Tapi, ternyata bola itu bulat, VAR itu ada, dan pertahanan kita itu... ya, seperti roti lapis lembut yang gampang dilahap.

  • Mari kita ulas kronologinya, lengkap dengan sarkasme hiperbolis agar Anda bisa tertawa sambil menangis.

  • Awalnya, Timnas terlihat sangat percaya diri. Penonton pun yakin, mungkin mereka sudah siap bikin pesta gol. Eh, tiba-tiba Phousomboun Panyavong dari Laos bikin stadion sunyi senyap di menit ke-9. "What?!" Semua orang menatap layar VAR seolah ingin mencari jawaban atas eksistensi mereka sendiri.

  • Untung saja, Kadek Arel langsung membalas di menit ke-12, membuat semua orang bernapas lega. Tapi apa yang terjadi semenit kemudian? Laos kembali mencetak gol! Phathana Phommathep sukses membobol pertahanan yang lebih bolong dari keju Swiss. Stadion Manahan Solo berubah menjadi seminar motivasi. “Jangan meremehkan siapa pun, bahkan tim peringkat 189.”

  • Garuda Muda tidak mau kalah di hadapan ribuan pasang mata yang memandang dengan harapan setinggi langit. Muhammad Ferari akhirnya menyamakan kedudukan di menit ke-18 setelah VAR memberikan restu ilahi. Skor imbang 2-2, dan semua orang mulai merasa lega... sementara orang Laos mulai berpikir, "Hei, kita bisa menang nih!"

  • Di babak kedua, Laos tidak main-main. Pelatih mereka, Hyeok-Jun Ha, sepertinya sudah mengatur strategi dengan level yang bikin kita bertanya-tanya, “Ini pelatih Korea Selatan kok ngelatih Laos, sih?”

  • STY merespons dengan memasukkan pemain-pemain andalan: Victor Dethan, Zanadin Fariz, dan Asnawi Mangkualam. Sayangnya, mereka tidak bisa membendung semangat Laos yang tampil seperti tim peringkat 10 besar FIFA.

  • Oh, dan mari kita bicara tentang momen memilukan di menit ke-69. Marselino Ferdinan, bintang yang sebelumnya bersinar, harus meninggalkan lapangan karena akumulasi kartu kuning. Harapan Timnas semakin berat, tapi kita masih punya Ferari, yang di menit ke-72 sukses mencetak gol ketiganya. Manahan bersorak lagi!

  • Eh, tunggu dulu. Tiga menit kemudian, Damoth Thongkhamsavath dari Laos menyamakan kedudukan menjadi 3-3. “Bola keluar nggak sih? VAR mana VAR?!” Tapi wasit asal Jepang, Kasahara, sepertinya memutuskan bahwa "drama itu lebih seru dari kepastian."

  • Waktu habis, skor tetap 3-3, dan semua orang terdiam. Laos, tim yang sebelumnya dihajar Vietnam 4-1, tiba-tiba menjadi tim yang mengajarkan kita tentang arti semangat juang. Timnas kita? Ya, setidaknya mereka tetap memimpin grup... meski dengan pertahanan yang bikin semua orang jadi pelatih dadakan di media sosial.

  • Dengan hasil ini, kita semua belajar satu hal penting. “Jangan pernah meremehkan siapa pun, bahkan Laos.” Tentu saja, betapa pentingnya memiliki lini pertahanan yang solid, karena tanpa itu, bahkan lawan yang “katanya” lemah bisa berubah jadi mimpi buruk.

  • Timnas Garuda, semangat ya! Kalau melawan Laos saja susah, apa kabar nanti kalau ketemu Vietnam? Siapkan hati, nyalakan doa, dan jangan lupa perbaiki pertahanan. Jangan sampai Stadion Manahan berubah jadi lautan air mata lagi. Merdeka!. (red)
Komentar
Silakan lakukan login terlebih dahulu untuk bisa mengisi komentar.
LidahRakyat