Bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu bermimpi dan berusaha mewujudkannya. Timnas Indonesia adalah buktinya. Setelah sekian dekade terperangkap dalam gelapnya lorong sepak bola dunia, kini ada secercah harapan yang membuat kita berani membusungkan dada. Peringkat FIFA? Naik, Bung! Bukan sekadar naik, tapi melompat lima tingkat: dari peringkat 130-an ke 125. Satu kata: epik.
- Siapa sangka, Garuda yang dulu lebih sering jadi "ayam sayur" kini mulai mengangkasa. Bahkan, Timnas berhasil meninggalkan Malaysia di posisi 132. Oh, Malaysia, bagaimana kabar kalian? Sudah berapa kali memutar lagu Negaraku sambil melirik ranking FIFA dengan sedikit getir?
- Vietnam? Jangan terlalu nyaman di atas sana. Tahun ini, nasib kalian mirip drama tanpa akhir bahagia. Sementara kami, perlahan tapi pasti, mendekat dengan langkah penuh percaya diri.
- Thailand? Peringkat 97 memang terlihat jauh, tapi jangan lengah. Ingatlah, Garuda yang dulu sering disebut "tim peringkat 150-an yang hanya membuat kejutan kecil" kini mulai membuat gelombang besar. Kemenangan atas Arab Saudi, misalnya, menjadi bukti nyata.
- Kemenangan 2-0 atas Arab Saudi bukan sekadar skor biasa. Itu adalah puisi indah di atas lapangan hijau, sebuah pesan lantang dari Shin Tae-yong kepada dunia: Garuda tak lagi hanya bertengger di dahan, tetapi kini siap terbang melawan badai.
- Semua ini terjadi meski sebelumnya kita kalah telak 0-4 dari Jepang. Namun, apa arti angka? Mental Garuda tidak bisa dihitung dengan kalkulator.
- Sang Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dengan percaya diri menyampaikan mimpi besar: “Indonesia di peringkat 50 dunia pada tahun 2045.” Ini bukan sekadar obrolan warung kopi, tetapi sebuah visi besar. Ada rencana cepat, strategi jangka menengah, dan program panjang. Yang penting, jangan cepat berpuas diri.
- Bayangkan saja, Bung! Tahun 2045, Garuda berada di peringkat 50 dunia. Stadion Gelora Bung Karno bergemuruh, bukan hanya karena kemenangan, tetapi karena impian lolos ke semifinal Piala Dunia semakin nyata.
- Namun, tunggu sebentar. Belum waktunya kita berpesta. Masih banyak laga berat di depan. Australia, contohnya, sudah menunggu seperti singa lapar. Tapi siapa takut? Shin Tae-yong sudah menunjukkan bahwa Garuda kini berbeda. Di bawah arahannya, kita terbang lebih tinggi.
- Jadi, Vietnam, bersiaplah. Kami sudah mendekat. Thailand, awas kalau kalian lengah. Dunia, bersiaplah! Dari peringkat 125, kami sedang mengembangkan sayap. Sebab, langit adalah batas kami.
- Kini, setiap langkah Garuda adalah harapan dan perjuangan. Tak lagi sekadar kemenangan yang dirayakan seperti hari raya mendadak, tetapi menjadi pernyataan tegas: “Kami ada. Kami siap. Dan kami tidak main-main.”