Kirain Timnas putra saja yang suke membuat Malaysia tertunduk malu. Ternyata, Timnas putri atau Pertiwi mulai pandai mempermalukan negeri jiran. Ketularan ni..Susanti.
Nyoblos udah selesai, sekarang ngopi di Nordu Coffee. Pesan expresso biar nendang dan yok kita bahas Pertiwi.
Rivalitas sepak bola Indonesia-Malaysia itu ibarat drama telenovela tanpa akhir. Dari tim putra sampai tim putri, bahkan mungkin kalau ada tim catur pun, mereka tetap saja berseteru. Apalagi kali ini, Pertiwi sukses menabur garam di luka Harimau Malaya dengan kemenangan tipis 1-0 di Piala AFF Wanita 2024.
Publik Malaysia? Murka. Sangat murka. Kalau bisa, mungkin mereka ingin menghapus Selasa malam itu dari kalender sejarah. Federasi Sepak Bola Malaysia, yang tak bersalah apa-apa selain mengunggah hasil pertandingan, mendadak jadi tempat curhat netizen Upin ipin.
"Bubar sajalah tim perempuan ini. Tidak jelas mainnya," kata akun X @abeymuinsz.
"Payah sekali, ini tim atau grup karaoke?" sindir @qifays_94 di Instagram.
Tentu saja, netizen +62 menikmati pemandangan ini sambil makan kerupuk basah Kapuas Hulu.
Suasana makin lucu adalah fakta bahwa Indonesia tidak punya Liga Putri. Iya, tim yang baru saja menjatuhkan Malaysia ini tidak berasal dari kompetisi yang mapan. Namun, Claudia Scheunemann, sang pahlawan gol di menit ke-79, seolah ingin bilang: “Siapa bilang tanpa liga tak bisa menang?”
Malaysia, dengan segala infrastruktur dan Harimau Malaya mereka, malah tidak berkutik. Seolah-olah harimau mereka sedang cuti kolektif.
Dengan kemenangan ini, Pertiwi mengamankan tiket semifinal. Lawan selanjutnya? Bisa Kamboja, bisa Thailand, atau bisa siapa saja, tapi satu yang pasti, drama rivalitas Indonesia-Malaysia ini tidak akan berhenti di sini.
Mungkin sampai kiamat kurang satu hari, baru ada damai. Tapi hei, bukankah itu yang membuat sepak bola jadi hidup? Rivalitas, ejekan, dan sedikit bumbu pedas adalah bahan bakar yang tak pernah habis.
Untuk para pendukung Malaysia, tenang saja. Selalu ada kesempatan lain untuk bangkit. Tapi untuk sekarang, mari kita nikmati dulu suara tawa netizen Indonesia. (Rosadi Jamani)