Selasa, 10 Desember 2024
lidahrakyat.com
id
en
LidahRakyat

Bunga yang Tumbuh di Atas Batu

Kumpulan Puisi Leni Marlina

Oleh: Leni Marlina*
Rabu, 20 November 2024 285 40
LidahRakyat
Ilustrasi
Ilustrasi Kumpulan Puisi Leni Marlian (Padang) "Bunga yang Tumbuh di Bawah Batu". Sumber Gambar: Starcom Indonesia's Artwork No. 250 (20.11.24) by AI

/1/
Laksana Lautan yang Tak Pernah Kering


Kita, tak takut pada kemelut zaman,
meski dunia melaju dengan kecepatan nyeri.
Badai datang tanpa henti,
menghantam lembah-lembah kesadaran yang rapuh.

Kita, tak akan tenggelam.
Kita laksana lautan yang tak pernah kering,
tak pernah terkuras oleh arus arus palsu.

Di kedalaman hati kita,
kebanggaan dan cita-cita takkan padam.

Dari tanah yang kita injak,
berakar akar pikiran yang penuh nyala,
kita melawan arus
untuk membawa kembali kebanggaan yang hilang,
dari perangkap yang memenjarakan tubuh kita.

Padang, Sumbar, 2019

/2/
Menembus Dinding Keterasingan


Di balik dinding yang tampak kokoh,
tersembunyi jiwa-jiwa yang terpenjara.
Keterasingan membungkus tubuh kita,
dan kita terlupa—mereka yang menciptakan dinding itu,
hanya ingin kita melupakan akar kita.

Di balik batu-batu yang menumpuk,
ada suara-suara yang siap menembus.
Tak ada tembok yang tak bisa runtuh
jika kita cukup sadar
bahwa kebebasan itu,
tak hanya milik yang kuat—
melainkan milik kita semua.

Bangkitlah,
kita pecahkan dinding keterasingan itu
dengan suara yang keras,
terdengar di setiap sudut negeri yang luas.


Padang, Sumbar, 2019

/3/
Jiwa yang Dihidupkan Kembali


Kita seperti daun yang jatuh dari pohon,
terhempas oleh angin masa lalu.

Kita bangkit lagi,
seperti akar yang mencengkeram tanah
dengan keinginan membara.

Kita adalah api yang tak pernah padam,
meskipun bayangan keserakahan dunia
mencoba menutupi nyala kita.

Mereka yang membungkam kita,
akan tahu bahwa suara jiwa ini
tak pernah bisa dibungkam—
kebangkitan adalah bagian dari takdir kita.


Padang, Sumbar, 2019

/4/
Laut yang Tak Pernah Diam


Kita tak bisa dibiarkan terbenam
dalam kubangan waktu yang melenakan.

Mereka yang ingin membuat kita lemah,
akan melihat bahwa kita adalah laut
yang tak pernah diam.

Sebab, meskipun gelombang datang,
meskipun ombak mencakar cakrawala,
laut tetap ada—terus membentang,
terus bergerak,
terus memeluk pantai dengan harapan
bahwa esok, akan ada kebebasan yang lebih besar.

Padang, Sumbar, 2019

/5/
Di Tengah Kepungan


Bersama-sama, kita berdiri di tengah kepungan,
di tengah reruntuhan dunia yang mereka buat.

Kita bukan debu yang terbang terbawa angin.
Kita adalah api yang tidak pernah mati.

Tak ada perangkap yang cukup kuat
untuk mengurung kita dalam bayang-bayang.
Kita adalah para pejuang yang tak akan menyerah,
bahkan di saat-saat yang paling gelap.

Dan dari kehancuran,
kita akan membangun sebuah dunia baru,
dunia yang lebih bebas, lebih cerdas,
lebih manusiawi.

Padang, Sumbar, 2019


/6/
Dari Perangkap yang Membelenggu


Ada yang mencoba membelenggu kita dengan kebohongan,
menjerat pikiran kita dengan bayang-bayang yang menipu.

Kita tahu—
tak ada perangkap yang abadi.

Kita adalah bangsa yang kuat,
dengan akar yang menembus bumi,
dengan hati yang penuh cahaya.

Mereka yang berusaha mengikat kita
akan merasakan bahwa kebebasan kita
tak bisa dihentikan oleh rantai siapa pun.

Padang, Sumbar, 2019

/7/
Menumbuhkan Jiwa yang Tertidur


Kita adalah jiwa-jiwa yang tertidur terlalu lama,
terlena dalam kenyamanan yang semu.

Sekarang, dalam kegelapan ini,
sebuah cahaya muncul—
dan ia menghidupkan kita kembali.

Kita bangkit dengan keberanian
yang tak bisa dipadamkan oleh apapun.

Tak ada yang bisa menghentikan kita,
karena kita adalah suara yang menggema
dalam setiap langkah kita.

Padang, Sumbar, 2019

/8/
Angkat Bayangan Masa Lalu


Kita berdiri di hadapan bayangan masa lalu,
dan bayangan itu mencoba menarik kita kembali.

Kita tahu—
kita bukan lagi mereka yang takut pada bayang-bayang.

Kita adalah cahaya yang datang setelah gelap,
setelah tidur panjang dalam ketidaktahuan.

Bangkitlah!
Sekarang saatnya untuk meninggalkan bayang-bayang,
dan berjalan menuju dunia yang penuh harapan.


Padang, Sumbar, 2019

/9/
Masa Lalu dan Masa Depan


Kita adalah jembatan
yang menghubungkan masa lalu dan masa depan.

Di atasnya, kita berjalan dengan kebijaksanaan
dan kekuatan yang telah teruji oleh waktu.

Kita tak akan jatuh,
karena setiap langkah kita adalah langkah yang bijaksana.

Jembatan ini bukan hanya terbuat dari batu—
tetapi dari darah dan air mata
yang menyatukan kita dalam satu tujuan.

Untuk mencapai kebebasan,
untuk membawa tanah air kita ke puncak kemuliaan.

Padang, Sumbar, 2019


/10/
Bunga yang Tumbuh di Atas Batu


Kita adalah bunga yang tumbuh di atas batu.
Dari tanah yang keras, kita tumbuh,
menantang segala yang menekan kita.

Tak ada yang bisa menahan kita—
karena kita adalah kehidupan yang tak pernah berhenti tumbuh.

Bahkan di tempat yang paling gelap,
di bawah batu-batu yang berat,
kita tetap bertahan.
Karena kita tahu—
hanya dengan melawan,
kita akan mendapatkan cahaya yang sejati.

Padang, Sumbar, 2019

Riwayat Singkat Penulis

Puisi ini awalnya ditulis oleh Leni Marlina hanya sebagai hobi dan koleksi puisi tahun 2019. Puisi tersebut direvisi kembali serta dipublikasikan pertama kalinya melalui media digital tahun 2024.
Leni Marlina telah mengabdi sebagai dosen tetap di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang sejak tahun 2006. Penulis juga merupakan pendiri dan kepala beberapa komunitas digital bidang sastra, pendidikan dan sosial termasuk World Children's Literature Community (WCLC): https://rb.gy/5c1b02; POETRY-PEN International Community; komunitas PPIPM (Pondok Puisi Inspirasi Masyarakat) Starcom Indonesia; (Starmoonsun Eduprenuer Community Indonesia):  https://rb.gy/5c1b02
Sebagai anggota aktif dari Perkumpulan Penulis Indonesia SATU PENA Sumatera Barat, penulis juga terlibat dalam kolaborasi internasional, seperti Victoria Writers Association di Australia dan ACC International Writers Community di Hong Kong.
Komentar
hanifah ganeca arya
2 minggu yang lalu
1. Business Idea: Develop motivational workshops or resilience-building retreats. These could empower individuals to overcome challenges and embrace growth, inspired by the poems' themes of persistence, freedom, and transformation. 2. Character Traits: Resilience: Like flowers growing on stone, facing hardships without giving up. Creativity: Turning adversity into meaningful progress, much like rebuilding from ruins. Empowerment: Inspiring others to rise above constraints and unlock their full potential. hanifah ganeca arya(23019009) 24 JD EPR KM 7-8 NK3 23 LM
Diva Olivia Daka Elipsi
2 minggu yang lalu
1. Laksana Lautan yang Tak Pernah Kering Entrepreneurship: Personal resilience training programs and leadership development workshops. 2. Menembus Dinding Keterasingan Entrepreneurship: Advocacy and awareness platforms focusing on inclusivity and breaking social isolation. 3. Jiwa yang Dihidupkan Kembali Entrepreneurship: Mental health services, such as counseling or mindfulness coaching. 4. Laut yang Tak Pernah Diam Entrepreneurship: Community-building initiatives, such as cooperative movements promoting collective action. 5. Di Tengah Kepungan Entrepreneurship: Social enterprises that empower marginalized groups to rebuild their lives. 6. Dari Perangkap yang Membelenggu Entrepreneurship: Educational platforms fostering critical thinking and awareness to combat misinformation. 7. Menumbuhkan Jiwa yang Tertidur Entrepreneurship: Motivational speaking services and programs for youth empowerment. 8. Angkat Bayangan Masa Lalu Entrepreneurship: Cultural preservation initiatives combined with modern storytelling. 9. Masa Lalu dan Masa Depan Entrepreneurship: Heritage-based tourism that bridges historical education and future development. 10. Bunga yang Tumbuh di Atas Batu Entrepreneurship: Sustainable farming practices in harsh conditions, emphasizing resilience and innovation.
Mayza Andela syaputri
2 minggu yang lalu
The poem "Bunga yang Tumbuh di Atas Batu" by Leni Marlina inspires entrepreneurship focused on personal development, inclusion, mental health, empowerment, cultural preservation, and sustainable agriculture. The entrepreneurial characteristics needed are resilience, creativity, and the ability to empower others. Mayza Andela syaputri (23019014) 24 JD EPR KM 7-8 NK3 23 LM
Fifi Helya Putri
2 minggu yang lalu
Entrepreneurial solutions include mental health services, community-building initiatives, cultural preservation projects, sustainable farming, advocacy campaigns, and youth empowerment programs to address resilience, freedom, and social inclusion. Fifi Helya Putri (23019047) 24 JD EPR KM 7-8 NK3 23 LM
Gibran
2 minggu yang lalu
1. Business idea inspired by the poem: The poem's imagery of flowers thriving against adversity inspires the concept of a motivational brand called "Resilient Blooms." This brand could produce sustainable merchandise, such as journals, clothing, and eco-friendly home décor, all carrying uplifting messages or designs inspired by nature’s resilience. Additionally, the business could offer workshops or events focusing on personal growth, perseverance, and overcoming challenges, empowering individuals to find their inner strength even in difficult circumstances. 2. Character traits to apply: Resilience and determination are critical traits to embody, reflecting the flower's spirit that thrives even in unfavorable conditions. Creativity and optimism are equally vital to inspire others and transform challenges into opportunities for growth and light. Gibran Alikhsan (23019049) JD EPR KM 7-8 NK3 23 LM.
Khaisya Aliya Marsyanda
2 minggu yang lalu
1. Business Idea Develop motivational merchandise (posters, apparel, or notebooks) featuring empowering poems to inspire resilience and pride. 2. Character Trait Perseverance – unwavering strength to face challenges and uphold values. 3. Entrepreneurship Type A community empowerment initiative, such as workshops or social enterprises, that helps individuals reclaim self-confidence and purpose through creative expression or skill development.
Dwi Rihhadatul 'Aisy Munte
2 minggu yang lalu
1. Ide Usaha yang Dapat Dijalankan Berdasarkan Puisi: Puisi ini menggambarkan semangat kebangkitan, keberanian menghadapi rintangan, serta perjuangan untuk kebebasan dan perubahan. Berdasarkan tema-tema tersebut, ide usaha yang dapat dijalankan adalah usaha yang fokus pada pemberdayaan dan transformasi masyarakat, terutama dalam menghadapi tantangan sosial, ekonomi, atau mental. Beberapa ide usaha yang relevan adalah: - Pelatihan dan Konsultasi Pengembangan Diri (Self-empowerment):Menggunakan semangat kebangkitan dan keberanian yang ada dalam puisi, usaha ini bisa menawarkan program pelatihan bagi individu yang ingin mengatasi rasa keterasingan, ketakutan, dan kesulitan hidup, serta menemukan potensi dan tujuan hidup mereka. Program seperti coaching untuk membangkitkan kepercayaan diri, mengatasi trauma, atau meningkatkan keterampilan hidup akan sangat relevan. - Pusat Pendidikan dan Keterampilan untuk Generasi Muda:Menyediakan akses pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi mereka yang terpinggirkan atau kurang beruntung. Mengajarkan keterampilan praktis dan mentalitas untuk melawan keterbatasan yang ada dan membangun masa depan yang lebih cerah, seperti kursus kewirausahaan, pelatihan soft skills, atau keterampilan teknis. - Platform Aktivisme Sosial atau Keberagaman: Menggunakan kekuatan suara dan tindakan untuk memerangi ketidakadilan dan kebohongan yang terjadi dalam masyarakat. Ini bisa berupa organisasi nirlaba atau platform media yang bertujuan untuk menyebarkan kesadaran tentang isu sosial dan memobilisasi orang untuk perubahan positif, seperti memerangi diskriminasi atau kesenjangan sosial. 2. Karakter yang Perlu Diterapkan dalam Memulai dan Menjalankan Bisnis/Wirausaha: - Keberanian dan Ketangguhan: Seperti yang digambarkan dalam puisi, di mana perjuangan untuk kebebasan dan perubahan membutuhkan keberanian untuk menghadapi kesulitan. Seorang wirausahawan harus memiliki ketangguhan mental untuk tetap maju meski menghadapi tantangan dan kegagalan, serta keberanian untuk bertindak meskipun ada rintangan besar. - Visi yang Jelas dan Berorientasi pada Perubahan Positif: Sebagai penghubung antara masa lalu dan masa depan, seorang wirausahawan perlu memiliki visi yang jelas tentang masa depan yang lebih baik, yang tercermin dalam misi untuk membawa perubahan positif kepada masyarakat atau individu. Usaha harus berfokus pada dampak sosial dan keberlanjutan. - Kepemimpinan yang Menginspirasi:Sebagaimana puisi menggambarkan semangat untuk bangkit dan melawan, seorang wirausahawan perlu menjadi pemimpin yang tidak hanya memberi petunjuk tetapi juga menginspirasi orang lain untuk bergerak menuju tujuan yang lebih besar, membangun semangat kolektif, dan menggerakkan orang untuk bertindak bersama-sama dalam sebuah misi. - Kemampuan untuk Beradaptasi dan Bertumbuh:Seperti bunga yang tumbuh di atas batu, wirausahawan harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan kondisi yang sulit, menemukan peluang bahkan di tempat yang paling tidak menguntungkan, dan terus bertumbuh meskipun menghadapi berbagai hambatan atau tantangan. Kemampuan untuk belajar dan berkembang secara berkelanjutan adalah kualitas penting yang harus dimiliki. - Semangat Kolaborasi dan Solidaritas: Meskipun setiap individu harus kuat, puisi ini juga menggarisbawahi pentingnya kebersamaan. Seorang wirausahawan perlu membangun jaringan, berkolaborasi dengan orang lain, dan bekerja sama untuk tujuan yang lebih besar, seperti membangun masyarakat yang lebih bebas, lebih adil, dan lebih sejahtera. Dwi Rihhadatul 'Aisy Munte 22018016 24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM
Alan
2 minggu yang lalu
Puisi "Laksana Lautan yang Tak Pernah Kering" menyiratkan perjuangan melawan tantangan zaman, arus palsu, dan kebangkitan kesadaran untuk mengembalikan kebanggaan dan cita-cita yang hilang. Berdasarkan makna tersebut; Jenis Usaha: Program Kewirausahaan Berbasis Komunitas. Deskripsi: Menginisiasi program yang membantu individu dan komunitas yang terpinggirkan untuk menciptakan peluang usaha. Fokusnya pada pelatihan keterampilan, seperti bercocok tanam, menjahit, atau teknologi, agar mereka dapat melawan keterbatasan hidup. Alan Kurniawan 24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM
Alimin sahid
2 minggu yang lalu
Jenis wirausaha yang dapat dijalankan untuk menyelesaikan masalah yang tergambar dalam puisi ini adalah membuka usaha taman kreatif atau urban farming. Bentuknya bisa berupa pelatihan menanam tanaman hias atau tanaman obat di lingkungan yang kurang subur, seperti di lahan berbatu atau perkotaan. Selain meningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan, usaha ini juga memberikan solusi praktis untuk memanfaatkan lahan yang sulit ditanami. Alimin Sahid 22018003 24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM
Fachri Abimanyu
2 minggu yang lalu
1. Laksana Lautan yang Tak Pernah Kering Kita adalah lautan yang tak terkuras, berakar kuat dan melawan arus untuk mengembalikan kebanggaan yang hilang. 2. Menembus Dinding Keterasingan Tak ada tembok yang tak bisa runtuh. Dengan suara dan keberanian, kita meraih kebebasan yang menjadi hak semua orang. 3. Jiwa yang Dihidupkan Kembali Kita adalah api yang tak pernah padam. Kebangkitan adalah takdir, meski dunia berusaha membungkam kita. 4. Laut yang Tak Pernah Diam Seperti laut, kita terus bergerak dan bertahan, membawa harapan untuk kebebasan yang lebih besar esok hari. 5. Di Tengah Kepungan Di tengah kehancuran, kita berdiri sebagai api yang tak mati, membangun dunia baru yang lebih manusiawi. 6. Dari Perangkap yang Membelenggu Kita adalah bangsa yang kuat. Tak ada kebohongan atau rantai yang bisa menghentikan kebebasan kita. 7. Menumbuhkan Jiwa yang Tertidur Dalam gelap, cahaya menghidupkan kembali jiwa-jiwa kita, membangkitkan keberanian untuk bergerak maju. 8. Angkat Bayangan Masa Lalu Kita tinggalkan bayang-bayang ketakutan dan berjalan menuju dunia yang penuh harapan dan terang. 9. Masa Lalu dan Masa Depan Kita adalah jembatan antara masa lalu dan masa depan, membangun dengan kebijaksanaan untuk meraih kemuliaan. 10. Bunga yang Tumbuh di Atas Batu Dari tanah keras, kita bertahan dan tumbuh, menantang segala hambatan demi meraih cahaya sejati.
Azzahrah Olinda Nurva
2 minggu yang lalu
Berdasarkan makna puisi "Laksana Lautan yang Tak Pernah Kering", berbagai jenis wirausaha dapat dijalankan untuk membantu individu dan masyarakat mengatasi tantangan zaman dan tetap teguh menghadapi arus perubahan. Misalnya, membuka layanan pengembangan diri dan kepemimpinan yang mengajarkan ketahanan mental dan keberanian menghadapi kesulitan, atau menyediakan platform edukasi sosial yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya berpikir kritis dan mandiri dalam menghadapi informasi yang menyesatkan. Azzahrah Olinda Nurva (22018096)24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM
Aditya Ibnu
2 minggu yang lalu
Puisi Bunga yang Tumbuh di Atas Batu menggambarkan keteguhan, harapan, dan keindahan yang muncul dari situasi sulit. Jenis wirausaha yang relevan meliputi: 1. Produk Edukasi dan Motivasi: Buku, video, atau pelatihan untuk inspirasi dari kisah perjuangan. 2. Workshop Kreativitas: Mengembangkan seni atau kerajinan dari bahan sederhana atau daur ulang. 3. Bisnis Ekowisata: Tempat untuk refleksi dan pembelajaran tentang ketahanan hidup di alam. 4. Sosial Kewirausahaan: Program pemberdayaan masyarakat di area terpencil atau rawan. Aditya Ibnu Pratama 24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM
Alya
2 minggu yang lalu
The poem *"Laksana Lautan yang Tak Pernah Kering"* inspires entrepreneurial ventures rooted in resilience, unity, and transformation. Some ideas include leadership workshops, motivational speaking, team-building activities, personal development programs, community empowerment initiatives, creative storytelling sessions, mental health advocacy campaigns, nature-inspired art, and cultural preservation efforts. These endeavors require entrepreneurial characteristics such as determination, empathy, adaptability, and the ability to inspire collective action. Alya Nur Aziza 24JDEPRK1/22KM9-11LM
Farhah Putri Ramadhani
2 minggu yang lalu
Laut yang Tak Pernah Diam Makna: Puisi ini menggambarkan keteguhan untuk terus bergerak dan melawan meskipun badai datang. Laut menjadi simbol harapan dan perjuangan tanpa henti. Masalah/isu: Ketidakadilan sosial dan ekonomi. Kurangnya akses terhadap kebebasan berpendapat. Ide wirausaha: Jenis usaha: Media independen yang memberikan ruang untuk suara komunitas marginal. Bentuk usaha: Media digital berbasis masyarakat untuk memberdayakan kelompok yang kurang terekspos. Farhah Putri Ramadhani 24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM
Nawafil Satria Ramadhan
2 minggu yang lalu
The first poem resembles that of the resilience of a collective community, facing the overwhelming challenges of the world with strength and determined to thrive despite the chaos. The poem touches on societal issues such as oppression, the loss of identity, and the struggle to maintain one's dignity in a rapidly changing world, one business idea to get from this is about creating a platform to help individuals and communities reconnect with their cultural heritage, focusing on education, empowerment, and preserving pride through shared values and traditions. Nawafil Satria Ramadhan 22018146 24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM
Muhammad Wirhan Syah
2 minggu yang lalu
Puisi ini menyuarakan keberanian dan ketangguhan menghadapi tantangan zaman. Dengan metafora badai, arus, dan akar, puisi menggambarkan perjuangan melawan keterpurukan serta tekad untuk merebut kembali kebanggaan dan identitas. Di dalamnya terdapat pesan harapan bahwa cita-cita dan kebanggaan tidak akan pernah padam, meski dunia terus berubah. Muhammad Wirhan Syah/24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM
Muhammad Wirhan Syah
2 minggu yang lalu
Puisi ini menyuarakan keberanian dan ketangguhan menghadapi tantangan zaman. Dengan metafora badai, arus, dan akar, puisi menggambarkan perjuangan melawan keterpurukan serta tekad untuk merebut kembali kebanggaan dan identitas. Di dalamnya terdapat pesan harapan bahwa cita-cita dan kebanggaan tidak akan pernah padam, meski dunia terus berubah. Muhammad Wirhan Syah/24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM
Mutiara Asa Mukhti
2 minggu yang lalu
1. Bahkan di tempat yang paling gelap, di bawah batu-batu yang berat, kita tetap bertahan. Penjelasan: Bait ini menggambarkan kekuatan dan ketahanan dalam menghadapi kesulitan. Meski berada dalam situasi yang sulit, harapan dan tekad untuk bertahan tetap hidup. 2. Jenis usaha: Pusat pelatihan resilience untuk membangun ketangguhan mental. Produk motivasi seperti jurnal, poster, atau buku bertema inspirasi. Mutiara Asa Mukhti 24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM
Pramudya
2 minggu yang lalu
Puisi ketiga menggambarkan ketahanan, perlawanan, dan semangat manusia yang tak terhentikan. "Kita seperti daun yang jatuh dari pohon, terhempas oleh angin masa lalu" melambangkan kerentanannya dan tantangan yang kita hadapi, dipengaruhi oleh peristiwa masa lalu. Namun, "Kita bangkit lagi, seperti akar yang mencengkeram tanah dengan keinginan membara" menyampaikan kekuatan dan tekad untuk bangkit dan tumbuh, meskipun mengalami kesulitan. "Kita adalah api yang tak pernah padam" menggambarkan semangat yang tak pernah surut, meski dalam kegelapan atau penindasan, seperti "bayangan keserakahan dunia" yang mencoba menutupi cahaya kita. Puisi ini menegaskan bahwa mereka yang berusaha membungkam kita pada akhirnya akan menyadari bahwa "suara jiwa ini tak pernah bisa dibungkam," meneguhkan bahwa kebangkitan dan pembaruan adalah takdir yang tak bisa dihindari. Puisi ini menyampaikan pesan tentang kekuatan yang tak tergoyahkan dan tekad yang tak akan pernah padam. Sitoresmi Pramudyawardhani - 24 JD I-E TRANS JM9-10 NKall21 LM
Muhammad Abdurrosyid Dzakhwan
1 minggu yang lalu
I'm very interesting with poem number 5 : Di balik dinding yang tampak kokoh, tersembunyi jiwa-jiwa yang terpenjara. Keterasingan membungkus tubuh kita, dan kita terlupa—mereka yang menciptakan dinding itu, hanya ingin kita melupakan akar kita. Translate : Behind the wall that seems strong, are souls imprisoned. Alienation wraps around our bodies, and we forget—those who built the wall, only want us to forget our roots. In this translation, I tried to maintain the metaphorical power and reflective nuance of the original poem. "Dibalik tembok yang tampak kuat" is translated into "Behind the wall that seems strong," with the word "seems" chosen to show the impression of the wall's solidity that may only be superficial. "Terembunyikan jiwa-jiwa yang terpenjaran" becomes "are souls imprisoned," where "imprisoned" is chosen to convey a deeper meaning of imprisonment that is not only physical, but also emotional and mental. The phrase "Keterangan bungkus tubuh kita" is translated into "Alienation wraps around our bodies," with "alienation" more appropriately describing the feeling of being alienated or separated in a social or emotional context. "And we forget—those who built the wall" is translated as "and we forget—those who built the wall," maintaining a similar sentence structure to emphasize the relationship between us and those who built the divide. Finally, "only want us to forget our roots" becomes "only want us to forget our roots," with "roots" chosen to convey the deeper idea of ​​origin and identity that those who built the wall wanted to erase. This translation aims to maintain the critical and poetic message of the original text while ensuring a natural flow in English. Muhammad Abdurrosyid Dzakhwan (21019015) - Group 4 24 JD I-E Trans JM9-10 Nkall21 LM
Dewinta Darmasari
1 minggu yang lalu
Puisi ini melambangkan semangat perjuangan dan ketangguhan manusia dalam menghadapi kesulitan. Bunga yang tumbuh di atas batu menjadi simbol harapan, keberanian, dan daya juang untuk terus bertahan meskipun dalam kondisi yang keras dan penuh tantangan. Puisi ini mengajarkan bahwa melalui perjuangan dan ketabahan, kita bisa menemukan cahaya dan kehidupan yang lebih bermakna. Ide Usaha: Puisi ini dapat menjadi inspirasi untuk usaha tanaman hias atau suvenir bertema ketangguhan, seperti pot mini berbentuk batu dengan bunga hidup atau buatan sebagai simbol harapan. Selain itu, puisi ini juga cocok untuk kampanye motivasi dalam bentuk merchandise seperti poster, kaos, atau jurnal bertema "Harapan Tumbuh di Tengah Kesulitan," yang menyasar kalangan muda dan pekerja keras yang membutuhkan inspirasi dalam hidup mereka. Dewinta Darmasari 24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM
Muhammad Farras Dzikra
1 minggu yang lalu
The type of entrepreneurship that can be run to solve the problems depicted in this poem is opening a creative garden or urban farming business. The form can be training in planting ornamental plants or medicinal plants in less fertile environments, such as on rocky or urban land. In addition to raising awareness of the importance of the environment, this business also provides a practical solution to utilize land that is difficult to plant. Muhammad Farras Dzikra 24 JD EPR KM 7-8 NK 3 23 LM
Adilla Wilyon
1 minggu yang lalu
This poem portrays resilience and hope in the face of destruction. It emphasizes unity and strength, depicting people as unyielding fire rather than fragile dust. Despite challenges and darkness, the poem envisions a brighter, freer, and more humane future built from the ruins. Business Idea: T-shirts, Posters, or Mugs with Empowering Quotes by using bold phrases like "We are the fire that never dies" or imagery of flames rising from ruins. Adilla Putri Wilyon 24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM
Kiki Imelya
1 minggu yang lalu
These lines reflect resilience and courage in the face of challenges. The "storm" symbolizes adversity, and the "world moving with painful speed" conveys the relentless pressures of life and time. Despite these challenges, the speaker expresses fearlessness, indicating strength and determination to endure through difficult circumstances. In the context of entrepreneurship, these lines can represent the obstacles entrepreneurs face in an unpredictable and fast-paced world. The "storm" could be the risks, failures, and market fluctuations that constantly challenge business ventures. However, just like the speaker's unwavering resolve, successful entrepreneurs must remain resilient, adapting to these challenges without fear, and continuing to pursue their goals despite the difficulties they face. KIKI IMELYA 24 JD EPR KM 7-8 NK3-23 LM
Agil Adrian
1 minggu yang lalu
Wirausaha yang relevan adalah mendirikan pelatihan kewirausahaan berbasis nilai lokal untuk memberdayakan komunitas, membantu mereka melawan tantangan ekonomi dan sosial. Bentuknya bisa berupa workshop keterampilan, koperasi produk lokal, atau platform digital edukasi, yang bertujuan mengembalikan kebanggaan dan membangun kemandirian melalui inovasi dan kolaborasi. Agil Adrian Syah 24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM
Dwi Alqauri
1 minggu yang lalu
Dwi Alqauri Rizal 22018195 24 JD EPR K1/22 KM 9-11 LM The business is an Education and Awareness Education Program Service. The form of business is a workshop on media literacy to fight fake news and manipulation. Seminar on the history of the nation's struggle to instill a national spirit. An online platform for sharing factual and inspiring information about freedom and unity. Why is it relevant? This poem reminds us of the importance of fighting lies. This program helps people become more critical of information.
Jesica Imelda Pasaribu
1 minggu yang lalu
1. "Laksana Lautan yang Tak Pernah Kering" Business Idea: Develop a sustainable social enterprise focused on community resilience and skill-building, such as eco-friendly farming or handicrafts. Character Traits: Resilience, adaptability, and vision, as reflected in the metaphor of an unwavering sea. Entrepreneurship Type: Cooperative business aimed at empowering communities to withstand challenges through collective effort and sustainable practices. 2. "Menembus Dinding Keterasingan" Business Idea: Establish a platform for cultural preservation and expression, such as a digital archive or a creative workshop for marginalized groups. Character Traits: Courage, empathy, and a sense of justice, resonating with breaking barriers and fostering inclusivity. Entrepreneurship Type: Creative enterprise promoting inclusivity and cultural heritage, giving a voice to underrepresented communities. 3. "Jiwa yang Dihidupkan Kembali" Business Idea: Create a motivational coaching service or recovery program for individuals facing personal or professional setbacks. Character Traits: Passion, tenacity, and inspirational leadership, as seen in the imagery of rekindling the spirit. Entrepreneurship Type: Wellness and personal growth business offering retreats or one-on-one sessions to reignite motivation. 4. "Laut yang Tak Pernah Diam" Business Idea: Establish a climate change awareness initiative involving coastal community advocacy and education. Character Traits: Determination, advocacy, and an enduring commitment to positive change. Entrepreneurship Type: Environmental activism organization focusing on coastal conservation and sustainable practices. 5. "Di Tengah Kepungan" Business Idea: Build a disaster recovery consultancy for rebuilding and supporting communities after crises. Character Traits: Bravery, strategic thinking, and perseverance, reflecting a fighter’s spirit. Entrepreneurship Type: Crisis management business offering reconstruction plans and trauma support programs. 6. "Dari Perangkap yang Membelenggu" Business Idea: Launch a digital literacy campaign to counter misinformation and empower informed decision-making. Character Traits: Critical thinking, clarity, and resolve to overcome misinformation. Entrepreneurship Type: Educational tech startup with tools for fact-checking and awareness programs. 7. "Menumbuhkan Jiwa yang Tertidur" Business Idea: A leadership training academy awakening dormant potential in individuals and organizations. Character Traits: Boldness, innovation, and a commitment to awakening inner strength. Entrepreneurship Type: Leadership consultancy offering workshops on strategic thinking and empowerment. 8. "Angkat Bayangan Masa Lalu" Business Idea: Start a heritage tourism business, connecting people with their cultural roots while promoting education. Character Traits: Forward-thinking, reflective, and driven by purpose, moving beyond shadows of the past. Entrepreneurship Type: Cultural tourism enterprise bridging past and present through immersive experiences. 9. "Masa Lalu dan Masa Depan" Business Idea: Establish a research and development firm focusing on solutions that merge traditional practices with modern innovation. Character Traits: Wisdom, balance, and a focus on growth rooted in history and vision for the future. Entrepreneurship Type: Innovation hub fostering collaboration between tradition and modernity. 10. "Bunga yang Tumbuh di Atas Batu" Business Idea: Develop a resilient urban agriculture project, showcasing growth in challenging environments. Character Traits: Resourcefulness, perseverance, and creativity, symbolized by flourishing against odds. Entrepreneurship Type: Urban farming business promoting sustainable and local food systems. Jesica Imelda Pasaribu (23019054) 24 JD EPR KM 7-8 NK3-23 LM
Indah Ayu Lestari
1 minggu yang lalu
1. idea: ustainable or ethical products: Launching a business that promotes sustainability, such as eco-friendly goods or ethical fashion, symbolizing resistance against the "false currents" of mass production and exploitation. 2. character: Commitment to values, Visionary leadership, Resilience and adaptability. indah ayu lestari, (23019052) 24 JD EPR KM 7-8 NK3-23 LM
irsyad
1 minggu yang lalu
Puisi ketiga menggambarkan ketahanan, perlawanan, dan semangat manusia yang tak terhentikan. "Kita seperti daun yang jatuh dari pohon, terhempas oleh angin masa lalu" melambangkan kerentanannya dan tantangan yang kita hadapi, dipengaruhi oleh peristiwa masa lalu. Namun, "Kita bangkit lagi, seperti akar yang mencengkeram tanah dengan keinginan membara" menyampaikan kekuatan dan tekad untuk bangkit dan tumbuh, meskipun mengalami kesulitan. "Kita adalah api yang tak pernah padam" menggambarkan semangat yang tak pernah surut, meski dalam kegelapan atau penindasan, seperti "bayangan keserakahan dunia" yang mencoba menutupi cahaya kita. Puisi ini menegaskan bahwa mereka yang berusaha membungkam kita pada akhirnya akan menyadari bahwa "suara jiwa ini tak pernah bisa dibungkam," meneguhkan bahwa kebangkitan dan pembaruan adalah takdir yang tak bisa dihindari. Puisi ini menyampaikan pesan tentang kekuatan yang tak tergoyahkan dan tekad yang tak akan pernah padam.Irsyad Hakimi 24 JD EPR KM 7-8 NK3 23 LM
irsyad
1 minggu yang lalu
Puisi ketiga menggambarkan ketahanan, perlawanan, dan semangat manusia yang tak terhentikan. "Kita seperti daun yang jatuh dari pohon, terhempas oleh angin masa lalu" melambangkan kerentanannya dan tantangan yang kita hadapi, dipengaruhi oleh peristiwa masa lalu. Namun, "Kita bangkit lagi, seperti akar yang mencengkeram tanah dengan keinginan membara" menyampaikan kekuatan dan tekad untuk bangkit dan tumbuh, meskipun mengalami kesulitan. "Kita adalah api yang tak pernah padam" menggambarkan semangat yang tak pernah surut, meski dalam kegelapan atau penindasan, seperti "bayangan keserakahan dunia" yang mencoba menutupi cahaya kita. Puisi ini menegaskan bahwa mereka yang berusaha membungkam kita pada akhirnya akan menyadari bahwa "suara jiwa ini tak pernah bisa dibungkam," meneguhkan bahwa kebangkitan dan pembaruan adalah takdir yang tak bisa dihindari. Puisi ini menyampaikan pesan tentang kekuatan yang tak tergoyahkan dan tekad yang tak akan pernah padam.Irsyad Hakimi 24 JD EPR KM 7-8 NK3 23 LM
Hanifah Fathiyah Aini
1 minggu yang lalu
Business Idea: A resilience-themed lifestyle brand, inspired by the themes of persistence and growth in the poems. The brand could offer motivational products like notebooks, posters, apparel, and home décor featuring empowering quotes and imagery of nature overcoming obstacles, such as flowers growing through cracks in stone. Character Traits: Resilience, optimism, and creativity. Hanifah Fathiyah Aini 24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM)
Axel Antonio
1 minggu yang lalu
Jenis wirausaha yang dapat dijalankan untuk menyelesaikan masalah yang tergambar dalam puisi ini adalah membuka usaha taman kreatif atau urban farming. Bentuknya bisa berupa pelatihan menanam tanaman hias atau tanaman obat di lingkungan yang kurang subur, seperti di lahan berbatu atau perkotaan. Selain meningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan, usaha ini juga memberikan solusi praktis untuk memanfaatkan lahan yang sulit ditanami. Axel Antonio (22018095) 24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM
Farlingga Fadjrin
1 minggu yang lalu
Analysis of the Poem “Like an Ocean That Never Dries” Meaning The poem reflects resilience and the human spirit’s ability to endure challenges, maintain aspirations, fight injustice, and restore dignity. Entrepreneurial Ventures to Address Issues 1. Social Entrepreneurship • Community empowerment education • Skill development training 2. Technology Entrepreneurship • Digital education platforms • Apps for soft skills 3. Creative Economy • HR capacity development consultancy • Business incubators for local potential 4. Environmental Entrepreneurship • Community empowerment programs • Sustainable economic startups (Farlingga Fadjrin_ 24 JD EPR KM 7-8 NK3-23 LM)
Alhamdi No Buzzer
1 minggu yang lalu
Ide wirausaha yang cocok untuk mengatasi isu dalam puisi diatas yaitu membuka course Cara Menjadi Pria Sigma dimana program ini akan diadakan selama 30 hari on site dan membentuk jiwa Sigma peserta yang mengikutinya. Alhamdi Arif (22018087) 24 JD EPR K1/22 KM 9-11 LM
khafifah masrurah
1 minggu yang lalu
The business is an **Education and Awareness Program Service** aimed at educating people on important societal issues. It offers **media literacy workshops** designed to help individuals recognize and combat fake news and manipulation in the media. Additionally, the program includes **seminars on national history**, which focus on the nation's struggle and achievements to instill a sense of national pride and unity. An **online platform** serves as a space for sharing factual, inspiring content about freedom, unity, and the power of truth. This program is highly relevant because, as highlighted in the poem, it reminds us of the importance of fighting lies. By promoting critical thinking and media literacy, the program helps individuals become more discerning and informed, making them better equipped to navigate misinformation and contribute to a more unified and informed society. Khafifah Masrurah Adnan 24 JD EPR K1/22 KM9-11
khafifah masrurah
1 minggu yang lalu
The business is an Education and Awareness Program Service aimed at educating people on important societal issues. It offers media literacy workshops designed to help individuals recognize and combat fake news and manipulation in the media. Additionally, the program includes seminars on national history, which focus on the nation's struggle and achievements to instill a sense of national pride and unity. An online platform serves as a space for sharing factual, inspiring content about freedom, unity, and the power of truth. This program is highly relevant because, as highlighted in the poem, it reminds us of the importance of fighting lies. By promoting critical thinking and media literacy, the program helps individuals become more discerning and informed, making them better equipped to navigate misinformation and contribute to a more unified and informed society. Khafifah Masrurah Adnan 24 JD EPR K1/22 KM9-11
Annisa Muhasyafira
1 minggu yang lalu
i choose poem 1 because This poem conveys resilience and courage in the face of the relentless challenges brought by modern times. The opening line, "Kita, tak takut pada kemelut zaman" ("We are not afraid of the turmoil of the age"), asserts a defiant stance against the chaos and unpredictability of the era. The phrase "meski dunia melaju dengan kecepatan nyeri" ("even as the world rushes forward at a painful speed") captures the overwhelming pace of change, where progress often comes with discomfort and strain. The "badai datang tanpa henti" ("storms come endlessly") symbolizes unceasing hardships, while "menghantam lembah-lembah kesadaran yang rapuh" ("striking the fragile valleys of consciousness") reflects how these challenges test human awareness, vulnerability, and stability. Despite this, the poem radiates strength and determination, celebrating the will to endure and confront the tempestuous nature of the modern world without succumbing to fear. Annisa Muhasyafira 21019028 24 JD I-E Trans JM9-10 Nkall21 LM
christy yulianda putri
1 minggu yang lalu
i pick number 1. This poem speaks to the strength and bravery required to face the constant challenges of modern life. The opening line, "Kita, tak takut pada kemelut zaman" ("We are not afraid of the turmoil of the age"), expresses a bold rejection of the confusion and unpredictability of the current era. The phrase "meski dunia melaju dengan kecepatan nyeri" ("even as the world rushes forward at a painful speed") reflects the overwhelming pace of progress, often accompanied by discomfort and strain. The "badai datang tanpa henti" ("storms come endlessly") represents the relentless nature of adversity, while "menghantam lembah-lembah kesadaran yang rapuh" ("striking the fragile valleys of consciousness") illustrates how these hardships challenge our awareness and stability. Despite these struggles, the poem emanates resilience, emphasizing the determination to confront and endure the tumult of modern existence without giving in to fear.
Annisa Tul Khair
1 minggu yang lalu
I am interested to the third poem Kita seperti daun yang jatuh dari pohon, terhempas oleh angin masa lalu. Kita bangkit lagi, seperti akar yang mencengkeram tanah dengan keinginan membara. Kita adalah api yang tak pernah padam, meskipun bayangan keserakahan dunia mencoba menutupi nyala kita. Mereka yang membungkam kita, akan tahu bahwa suara jiwa ini tak pernah bisa dibungkam— kebangkitan adalah bagian dari takdir kita. Translation: We are like leaves falling from the tree, tossed by the winds of the past. We rise again, like roots gripping the earth with a burning desire. We are a fire that never dies, even as the shadows of the world’s greed try to smother our flame. Those who silence us will come to know that the voice of this soul can never be silenced— rebirth is part of our destiny. Translation Technique: This translation employs a poetic and dynamic equivalence approach to maintain the rhythm, symbolism, and emotional impact of the original. This method captures the defiant and hopeful spirit of the original poem, making it resonate with English readers while staying faithful to its message. Annisa Tul Khair 24 JD I-E Trans JM9-10 NKall21 LM
Sohibul Aminudin
4 hari yang lalu
I chose the poem no 3, verse 3; "Kita adalah api yang tak pernah padam, meskipun bayangan keserakahan dunia mencoba menutupi nyala kita." That verse is interesting to me, how the writer used a metaphor for us to "api yang tak pernah padam" We are described as the eternal fire. Even though the massive things are above us, they are still not enough to hide our determination. Here is the english version by me: "We are eternal fire, The greed of the world, won't hide our willpower" Sohibul Aminudin, 21019021, 24 JD IE Trans JM9-10 NKall21 LM
Silakan lakukan login terlebih dahulu untuk bisa mengisi komentar.