Marcelino Ferdinand bintangnya. Dua golnya ke gawang Al Kassar membuat Timnas naik ke peringkat tiga klasemen Grup C. Peluang lolos kembali terbuka.
Duh senangnya hati wak! Saya tak sadar teriak sendirian. Yok kita bahas kemenangan paling indah ini.
Indonesia kembali mengguncang dunia sepak bola. Di atas rumput hijau Stadion Utama Gelora Bung Karno, sejarah tercipta. Garuda, yang sering diragukan, kini benar-benar terbang tinggi. Arab Saudi, tim raksasa Asia, dipaksa tunduk oleh semangat membara anak-anak bangsa. Dua gol Marcelino Ferdinand adalah puisi kemenangan yang ditulis dengan keringat dan perjuangan.
Laga dimulai dengan hiruk-pikuk penuh harap. Ribuan suara menggelegar, mengiringi setiap langkah Timnas. Dari awal, mereka tampil tanpa gentar. Peluang demi peluang tercipta, tetapi gawang Saudi seperti benteng yang sulit ditembus. Ketegangan memuncak ketika Justin Hubner melakukan pelanggaran di dekat kotak penalti. Wasit mengintip VAR. Semua menahan napas. Ini bukan lagi sepak bola, ini adalah pertaruhan martabat bangsa. Kartu kuning menjadi keputusan, dan stadion kembali bergemuruh.
Gol pertama datang di menit ke-39. Sebuah kerja sama indah antara Ragnar Oratmangun dan Marcelino Ferdinand menghasilkan momen yang membuat waktu seakan berhenti. Bola melesat masuk ke gawang Saudi, dan ribuan tangan terangkat ke udara. Ini bukan sekadar gol. Ini adalah teriakan dari hati yang sudah terlalu lama menanti. Marcelino berlari ke sudut lapangan, mengangkat tangannya, seolah berkata, “Lihatlah, ini untuk kalian!”
Babak kedua adalah drama penuh ketegangan. Saudi menyerang dengan segala daya. Mereka tahu kekalahan adalah aib yang tak bisa ditoleransi. Namun, di tengah serangan itu, Indonesia kembali menunjukkan tajinya. Serangan balik cepat menghukum kelengahan Saudi. Marcelino sekali lagi mencatatkan namanya di papan skor. Suara suporter semakin menggema, mengguncang setiap sudut stadion.
Waktu berjalan lambat. Saudi terus menekan, sementara Indonesia bertahan mati-matian. Justin Hubner akhirnya menerima kartu merah di menit ke-88. Sisa waktu terasa seperti ujian ketahanan mental. Ketika bola nyaris masuk, mistar gawang menjadi dewa penolong. Hati penonton berdebar, tangan meremas bendera merah putih dengan harapan yang tak pernah surut.
Akhirnya, peluit panjang berbunyi. Stadion meledak dalam euforia. Air mata bahagia mengalir. Ini bukan sekadar kemenangan, ini adalah kebangkitan. Garuda membuktikan bahwa dengan tekad dan semangat, tak ada yang mustahil.
Di tengah sorak-sorai, Marcelino Ferdinand menjadi simbol harapan. Pemain muda itu, dengan kedua kakinya, telah mengangkat jutaan mimpi. Satu hal yang jelas, ini bukan hanya kemenangan sepak bola. Ini adalah pesan untuk dunia, bahwa Indonesia mampu, bahwa Garuda tak akan pernah berhenti terbang.
Kemenangan ini juga membuat posisi STY, aman. Bahkan, ia terus didewakan fans Garuda. Bravo Timnas! Untuk pakcik makcik, permisi numpang lewat.