Selasa, 10 Desember 2024
lidahrakyat.com
id
en
LidahRakyat

Belajar Filsafat, Yuk! Tapi Jangan Keliru, Ya!

Belajar Tanpa Henti

Oleh: Reo Candrika*
Selasa, 19 November 2024 148
LidahRakyat
Foto Dokumentasi, Reo Candrika
Studium Generale FUAD UIN SMDD Bukittinggi, Sumatera Barat

Banyak orang bilang kalau belajar filsafat bisa bikin seseorang jadi “gila,” sesat, murtad, atau bahkan atheis. Tapi, kalau ditanya alasannya, kebanyakan nggak bisa jawab dengan jelas, Cuma asumsi aja. Padahal, kalau dipelajari dengan cara yang benar, filsafat nggak bakal bikin orang jadi kayak gitu. Justru, filsafat ngajarin kita cara berpikir yang kritis dan bijak. Nah, di UIN Bukittinggi juga ada loh tempat belajar filsafat, namanya adalah Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah.
Filsafat itu kayak bangun rumah: sebelum bikin dinding atau atap, kita harus bikin fondasi dulu. Sama halnya, sebelum masuk ke pemikiran filsuf besar, kita harus paham dulu dasar-dasar filsafat, kayak pengertian, sejarah, metode, sampai cabang-cabang filsafat. Dan pastinya, belajar dari karya-karya filosof besar seperti Plato, Aristoteles, Al-Farabi, sampai Al-Ghazali, bakal bantu banget buat memahami konsep yang lebih dalam. Nggak Cuma baca aja, diskusi bareng teman atau guru juga penting biar pemahaman makin solid.

Filsafat Itu Metode, Bukan Dogma
Filsafat itu bukan “ajaran baru” buat gantiin agama, ya. Dari namanya aja, philosophia (cinta kebijaksanaan), udah jelas kalau filsafat itu alat buat berpikir kritis dan memahami sesuatu lebih dalam. Jadi, filsafat tuh bukan buat ngeraguin agama, tapi justru jadi metode berpikir biar kita nggak gampang percaya sama info yang nggak jelas. Filsafat ngajarin kita buat tanya hal-hal mendasar kayak “Apa arti hidup?” dan “Kenapa kita ada di dunia ini?” Tapi jangan salah, filsafat juga ngajarin kita buat cari solusi, bukan Cuma muter-muter dalam pertanyaan aja. Dengan nilai agama sebagai landasan, filsafat malah bisa bantu memperkuat iman kita.

Akal Itu Penting, Tapi Ada Batasannya
Filsafat ngajarin kita pakai akal dengan maksimal, tapi juga sadar kalau akal itu ada limitnya. Ada hal-hal yang nggak bisa dijawab sama logika, kayak pengalaman spiritual atau wahyu ilahi, karena itu, kita perlu punya pedoman-buat Muslim, ya, pedoman itu Al-Qur’an dan Sunnah. Bayangin aja belajar filsafat tanpa pedoman, bakal kayak orang nyari harta karun tanpa peta, bingung dan gampang tersesat. Jadi, berfilsafatlah sesukamu, tapi jangan lupa sama “peta” hidupmu!

Pentingnya Guru yang Berkompeten
Belajar filsafat itu nggak bisa jalan sendirian. Harus ada guru yang ngerti filsafat dan nilai-nilai Islam biar kita nggak salah paham atau kebawa pemikiran yang nyeleneh. Guru yang baik bakal ngajarin kita buat fokus pada pertanyaan-pertanyaan penting, bukan malah sibuk mikirin hal spekulatif yang nggak jelas arahnya. Guru juga penting buat ngajarin kita harmonisasi antara akal dan wahyu, biar pemikiran kita tetap sesuai sama nilai agama. Jadi, jangan asal belajar dari internet atau buku tanpa bimbingan, ya.

Tersesat di Jalan yang Benar
Dalam filsafat, ragu itu wajar. Bahkan, Al-Ghazali sendiri pernah ngalamin krisis spiritual sampai akhirnya dia nemuin jawaban yang bikin dia makin yakin sama agamanya. Nah, proses keraguan itu yang bikin kita makin dekat sama kebenaran. Tapi inget, keraguan itu harus dibarengi sama usaha untuk cari jawaban yang benar.

Belajar filsafat nggak seseram yang orang-orang pikirkan kok. Kalau dilakukan dengan bimbingan yang tepat, filsafat justru bisa bikin kita jadi lebih bijak dan berpikiran terbuka. Jadi, yuk belajar filsafat! Tapi inget, jangan lupa sama pedoman hidup dan bimbingan dari guru yang terpercaya.

*Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UIN Bukittinggi

Komentar
Silakan lakukan login terlebih dahulu untuk bisa mengisi komentar.