Selasa, 10 Desember 2024
lidahrakyat.com
id
en
LidahRakyat

Biota Laut Dari Sudut Kesehatan dan Bernilai Bisnis

Teripang Punya Nilai Ekonomi Penting

Oleh: Meja Redaksi Lidah Rakyat
Minggu, 17 November 2024 53
LidahRakyat
Biota Bawa Laut, Foto, dok.lidahrakyat.com

LIDAHRAKYAT.COM Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki panjang pantai sekitar 81.000 km. dengan kondisi alam dan iklim yang hampir tidak banyak mengalami perubahan sepanjang tahun, perairan pantai Indonesia sangat memungkinkan bila memiliki banyak jenis biota ekonomis. Salah satu diantaranya yaitu Teripang. Komoditas perikanan ini mempunyai prospek cukup baik dan bernilai ekonomis tinggi baik di pasar lokal maupun internasional. Jenis biota ini dikenal pula dengan nama ketimun laut, suala, sea cucumber (inggris), beche- de-mer (Perancis), atau dalam istilah pasaran internasional dikenal dengan nama teat fish.

Teripang mempunyai nilai ekonomi penting karna kandungan atau kadar nutrisinya yang tinggi. Dari hasil penelitian, kandungan nutrisi teripang dalam kondisi kering terdiri dari protein sebanyak 82%, lemak 1,7% kadar air 8,9%, kadar abu 8,6%, dan karbonhidrat 4,8%.

Teripang dipasarkan dalam beberapa bentuk produk, diantaranya yaitu teripang kering (beche-der-mer), usus asin (konowata), gonad kering (konoko), otot kering, teripang kaleng, kerupuk teripang, serta beragam produk lainnya. Pasaran utama dari teripang tersebut dibeberapa negara Eropa, Jepang, Singapura, Malaysia, dan Amerika Serikat. Sementara negara pemasok utama teripang di pasaran internasional antara lain Indonesia, Singapura, Hongkong, Filipina, Kaledonia Baru, Maldives, India dan Srilanka.

Perkembangan produksi dan ekspor teripang dari hasil tangkapan di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung naik-turun. Berdasarkan data produksi dari Direktorat Jendral Perikanan Budidaya, produksi teripang kita coba menghitung beberapa tahun sbeelumnya. Katakanlah pada tahun 2000 sebesar 1.325 ton, tahun 2001 sebanyak 633 ton, dan tahun 2005 hanya sekitar 42 ton. Penurunan yang terus terjadi tersebut lebih diakibatkan karena sebagian besar produksi masih berasal darialam. Bila mengandalkan stok alami yang jumlahnya terbatas dan tergantung dari musim, ekspor teripang belum dapat dijamin kontinuitasnya. Untuk mengatasi kendala tersebut, budi daya teripang cukup prospektif untuk dilakukan guna menjamin kontinuitas pasokan teripang di masa mendatang. Sampai saat ini, hasil budidaya teripang belum banyak memberikan konstribusi devisa negara walaupun budidaya teripang ini telah mulai banyak dilakukan oleh masyarakat di daerah Sulawesi Tenggara, Riau, Lampung, dan beberapa daerah lainnya.

Pasaran teripang di dalam negerijuga cukup potensial. Namun, konsumen komoditas ini masih terbatas di kalangan menengah ke atas. Teripang kering banyak dijumpai di pasar swalayan di kota-kota besar. Sementara dalam bentuk masakan, teripang banyak dijumpai di restoran yang menyajikan hidangan laut.

Salah satu faktor yang dapat menjamin kelangsungan usaha budi daya teripang yaitu tersedianya benih berukuran seragam secara tepat waktu dengan kualitas serta kuantitas yang baik. Teknologi budi daya teripang relative sederhana dan tidak memerlukan modal yangbesar sehingga dapat dilakukan oleh nelayan atau petani ikan. Disamping itu, teknologi pascapanennya sudah lama dikenal oleh masyarakat sekitar pantai.Usaha budi daya teripang akan lebih baik hasilnya bila dilakukan secara terpadu, yaitu mulai dari pembenihan, pembesaran, dan pengolahan pascapanennya.

Potensi perairan Indonesia yang cukup besar untuk pengembangan budi daya teripang harus dimanfaatkan dalam upaya memperluas lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, meningkatkan devisa,dan menjaga kelestarian sumber daya hayati. Suatu hal yang perlu dipahami bahwa budidaya teripang tidak merusak lingkungan atau sumber daya itu sendiri. Lain halnya bila pengadaan teripang dilakukan dengan penangkapan di alam. Dengan demikian, melalui usaha budi daya teripang, pelestarian sumber daya hayati khususnya sumber daya ikan juga ikut terjaga.

Teripang atau Ketimun Laut memang tidak sepopuler udang windu yang sempat menduduki primadona subsektor perikanan. Teripang belum banyak dikenal oleh masyarakat. Dalam dunia perdagangan, ketimun laut atau teripang ini biasadijual dalam bentuk kering atau asapan yang dikenal dengan nama sea cucumberatau beche de-mer. Orang Jepang menyebutnya dengan nama namako. Teripang yanghidup di laut bisa mencapai bobot 6 Kg per ekor. Sampai saat ini pembudidayaan teripang masih belum banyak dilakukan. Seperti jenis ikan laut lain, teripang ini mempunyai masa depan yang cukup baik jika dibudidayakan secara benar. Sebab selain memiliki harga yang tinggi di pasaran Internasional juga secara teknis dapat dibudidayakan.

Disamping itu juga dapat membukalapangan kerja baru dan mendatangkan devisa Negara, karena merupakan salah satukomoditas ekspor nonmigas. Di perairan Indonesia ada sekitar 60 jenis teripang, tetapi baru sekitar 9 jenis yang telah diusahakan dan dimanfaatkan sebagai makanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Tiga jenis di antaranya mempunyai harga yang cukup mahal dan di beberapa daerah biasanya sering dibudidayakan,yaitu teripang putih (Holothuria scabra), teripang koro (Microtlele nobelis) dan teripang pandan (Thelonota ananas).

Tim Riset, Lidah Rakyat, Divisi Bidang Penelitian dan Pengembangan

Komentar
Silakan lakukan login terlebih dahulu untuk bisa mengisi komentar.