Universitas Indonesia (UI). Kampus kuning kebanggaan. Bukan cuma gudangnya mahasiswa pintar, tapi juga drama tingkat tinggi. Kali ini, giliran Bahlil Lahadalia yang terseret dalam telenovela akademik yang bahkan ratingnya bisa mengalahkan drama Korea.
"Doktor? Tunggu dulu," kata UI. Ya, benar, Bahlil harus sabar. Gelar S3-nya parkir dulu di tepi jurang sidang etik. Apakah ini konspirasi? Mungkin. Apakah ini komedi? Bisa jadi. Yang jelas, UI memilih untuk tampil sebagai juru selamat integritas akademik, lengkap dengan jubah transparansi dan topeng keadilan.
Di sebuah rapat koordinasi super eksklusif, empat organ UI duduk melingkar. Dekan-dekan meneguk kopi. Sementara rektor merapal mantra Peraturan Rektor Nomor 26 Tahun 2022. Keputusan, tangguhkan kelulusan Bahlil. Kenapa? Ya, demi "menjaga integritas." Bayangkan mereka mengatakan itu sambil bersiul seperti detektif di film noir. Ah, betapa heroiknya.
"Universitas Indonesia meminta maaf," bunyi rilisnya. Kalimat ini disusun dengan begitu serius, seolah masyarakat Indonesia benar-benar akan terharu mendengarnya. UI mengaku, "Iya, ini salah kita juga kok. Tenang, kita sedang audit. Audit ini, audit itu. Pokoknya audit sana-sini. Sampai kepala pusing, badan pegal, tapi demi nilai-nilai suci akademik."
Sepertinya audit UI ini bakal setara panjangnya dengan perjalanan detektif mencari harta karun. Mungkin sampai dinosaurus pun bangkit lagi baru selesai. Sementara para mahasiswa sibuk mengerjakan skripsi dengan kopi sachet, Dewan Guru Besar sedang bersiap untuk sidang etik. Baju kebesaran? Siap. Lensa pembesar? Check. "Kita harus memastikan tidak ada konflik kepentingan di sini!" seru salah satu guru besar, yang konon dilaporkan memakai mantel ala Sherlock Holmes.
Dengan keputusan yang tak kalah megah dari pidato di PBB, UI mengumumkan, moratorium penerimaan mahasiswa baru di Program S3 SKSG. Maksudnya, pendaftaran ditutup, seperti konser K-pop yang tiketnya sold out.
"Tapi jangan khawatir, kami sedang berbenah," kata UI, yang mungkin sudah kehabisan kantong vacuum cleaner untuk membersihkan kekacauan ini.
Bahlil, yang sempat hampir jadi doktor, kini menatap langit, mungkin bertanya, "Kenapa ya, hidup itu nggak bisa straight to the point kayak chat AI?" Sementara itu, UI tetap jadi bintang drama paling kontroversial tahun ini. Babak selanjutnya? Sidang etik, audit, dan mungkin cameo dari petugas parkir kampus. Siapkan kopi liberika ala Kayong Utara wak, ini bakal panjang!